Minggu, 22 Desember 2013

Surat sebelum Natal dari Yesus

Sahabatku terkasih,
Seperti kalian ketahui, kita semakin dekat dengan hari ulang tahun-Ku. Setiap tahun ada suatu perayaan khusus demi menghormati-Ku, dan Aku pikir tahun ini perayaan ini juga akan dirayakan.

Pada masa ini banyak orang berbelanja hadiah-hadiah, banyak iklan-iklan di radio dan televisi, dan di segenap penjuru dunia orang berbicara mengenai hari ulang tahun-Ku yang semakin menjelang.

Sungguh menyenangkan tahu bahwa, setidaknya setahun sekali, orang berpikir tentang Aku.

Seperti kalian tahu, perayaan hari ulang tahun-Ku dimulai bertahun-tahun yang silam.

Pada awalnya, orang tampaknya mengerti dan mengucap syukur atas segala yang telah Aku lakukan bagi mereka, tetapi pada masa sekarang, tak seorang pun tampaknya tahu alasan perayaan ini.

Sanak saudara, teman dan sahabat, berkumpul bersama dan bergembira ria, tetapi mereka tak mengerti makna perayaan. Aku ingat, tahun lalu ada suatu perayaan besar demi menghormati-Ku. Meja perjamuan penuh dengan sajian makanan yang lezat, kue-kue, buah-buahan, beraneka macam permen dan coklat. Dekorasinya sungguh indah menawan, dan ada banyak…banyak sekali hadiah-hadiah yang dibungkus cantik.

Tetapi, adakah kalian tahu? Aku tidak diundang.

Aku adalah tamu kehormatan dan mereka bahkan tidak ingat untuk mengirimi-Ku undangan.

Pesta itu untuk-Ku, tetapi ketika hari besar itu datang, Aku dibiarkan di luar; mereka menutup pintu di depan muka-Ku … padahal Aku begitu ingin bersama mereka, duduk dan makan bersama mereka.

Sesungguhnya, hal itu tidaklah mengejutkan-Ku, sebab beberapa tahun belakangan ini, semuanya menutup pintu bagi-Ku. Karena tak diundang, Aku memutuskan untuk ikut dalam pesta tanpa menarik perhatian. Aku masuk dan berdiri di pojok.

Mereka semuanya minum-minum; sebagian bahkan mulai mabuk dan melontarkan gurauan-gurauan dan menertawakan segala sesuatu. Sungguh, mereka riang-ria dalam pesta-pora.

Di puncak acara, seorang tua yang besar dan gendut berpakaian serba merah, berjanggung putih panjang, memasuki ruangan sembari berseru Ho-Ho-Ho! Tampaknya ia mabuk. Ia duduk di atas sofa dan anak-anak berlarian menyonsongnya, seraya berseru, “Santa Claus, Santa Claus”; seolah pesta ini untuknya!

Tengah malam semua saling berpelukan satu sama lain. Aku juga merentangkan tangan-Ku berharap seorang memeluk-Ku. Dan tahukah engkau, tak seorang pun datang untuk memberi-Ku pelukan.

Lalu, mereka mulai membagi-bagikan hadiah. Mereka membuka kado masing-masing dengan penuh rasa ingin tahu. Ketika semuanya telah mendapatkan bagian, Aku mencari-cari, mungkin, ada satu hadiah untuk-Ku. Bagaimanakah gerangan perasaanmu ketika pada hari ulang tahunmu semua orang saling berbagi hadiah sementara engkau sendiri tidak mendapatkan apapun?

Sebab itu, Aku mengerti bahwa Aku tidak dikehendaki dalam pesta itu, dan Aku pun meninggalkan pesta diam-diam.

Setiap tahun, keadaannya semakin parah. Orang hanya ingat hadiah, pesta, makan dan minum; tak seorang pun ingat akan Aku.

Aku rindu Natal ini engkau membiarkan-Ku masuk dalam hidupmu.

Aku rindu engkau mengenali kenyataan bahwa lebih dari duaribu tahun yang lalu, Aku datang ke dalam dunia demi memberikan nyawa-Ku bagi kalian, di salib, demi menyelamatkan kalian.

Hari ini, Aku rindu kalian meyakini hal ini dengan segenap hati.

Aku rindu berbagi dengan kalian. Karena begitu banyak orang tak hendak mengundang-Ku ke pesta mereka, maka Aku akan menyelenggarakan pesta-Ku sendiri, suatu pesta agung seperti yang tak pernah dibayangkan orang, suatu pesta yang spektakuler. Sekarang Aku sedang melakukan persiapan-persiapan terakhir.

Hari ini Aku mengirimkan banyak undangan, juga untukmu. Aku rindu mengetahui apakah engkau bermaksud datang. Aku akan menyediakan tempat bagimu dan menuliskan namamu dengan huruf-huruf emas dalam buku tamu-Ku.

Hanya mereka yang ada dalam daftar tamu akan diundang ke pesta.

Mereka yang tidak menjawab undangan ini akan tinggal di luar. Bersiaplah, sebab ketika semuanya telah siap, engkau akan menjadi bagian dari pesta agung-Ku.

Sampai jumpa. Aku mencintaimu!


Tertanda,
Yesus

www.indocell.net/yesaya

Selasa, 07 Mei 2013

Hukum di dalam Teknologi Informasi (khususnya dunia maya)



Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi dan informasi sangatlah cepat. Khususnya di dalam dunia maya. Kebutuhan masyarakat modern untuk mendapatkan informasi yang cepat, mudah, murah, dan aman, merupakan tuntutan masyarakyat yang tidak dapat dipungkiri lagi. Maka, masyarakat modern saat ini berlomba-lomba menggunakan dunia maya untuk berbagai kepentingan dengan cara legal maupun illegal. Menggunakan dunia maya secara illegal inilah yang dapat menyebabkan tindak-tindak kejahatan dunia maya (cybercrime) yang dapat merugikan banyak pihak.
                Pada saat ini, cybercrime tidak dapat dianggap remeh karena dapat mengganggu segala aspek kehidupan, seperti agama, kebudayaan, social, kehidupan pribadi, masyarakat, bahkan negara. Jaringan cybercrime yang sangat luas dan dapat dengan cepat mengglobal menjadi lahan yang baik bagi para pelaku cybercrime melakukan motif dan modus kejahatan. Contoh-contoh cybercrime yang sering terjadi dan cukup merugikan antara lain jaringan terorisme internasional, hacker dan cracker, pornografi, perang informasi, dan masih banyak lagi.
Untuk mengatur, mencegah, meminimalisir, ataupun memberikan sanksi bagi pelaku-pelaku cybercrime, dibutuhkanlah peranan hukum. Hukum yang mengatur tentang setiap aspek yang berhubungan dengan penggunaan teknologi informasi dalam dunia maya  biasa disebut Cyber Law. Peranan-peranan cyber law tersebut antara lain sebagai berikut:

  • 1.       Landasan penggunaan teknologi informasi dalam dunia maya

Cyber law menjadi landasan bagi pengguna dunia maya bagaimana seharusnya mereka mempergunakan dan mengelola informasi dalam dunia maya.

  • 2.       Pemberi legalisasi dan hak paten dalam dunia maya

Cyber law memberikan legalisasi dan hak paten dalam dunia maya, sehingga terjadi pengelolaan yag baik dalam penggunaan dunia maya.

  • 3.       Penjamin keamanan dan kerahasiaan dalam dunia maya

Cyber law dapat memberikan rasa aman setiap pihak yang menggunakan dunia maya, sehingga kerahasiaan perorangan maupun badan organisasi dapat terjamin.
                Dengan melihat peranan-peranan cyber law tersebut, setiap negara dituntut untuk membuat ketentuan-ketentuan yang tegas. Bagi negara-negara maju seperti Amerika, Prancis, Inggris, dll, cyber law sudah sangat ditegakkan, terlihat dengan bagaimana para penegak hukum dapat dengan mudah dan cepat dalam mengatasi cybercrime yang ada. Namun di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, para penegak hukum belum melakukan langkah-langkah yang signifikan. Meski pada kenyataannya, sejak  5 tahun lalu telah ditetapkan UU Informasi dan Transaksi Elektronik yang terdiri dari 13 bab dan 54 pasal serta penjelasan yang ditetapkan pada Rapat Paripurna DPR , Selasa 25 Maret 2008.
                Maka dari itu, dibutuhkan cyber law yang ketat dan didukung oleh para penegak hukum yang tegas, agar cybercrime dapat diminimalisir juga dicegah. Sehingga para pengguna teknologi informasi khususnya dalam dunia maya, dapat dengan aman dan nyaman mempergunakan dunia maya sesuai dengan kegunaannya.
Oleh: Gabriela Patricia Andrea/120711446

Minggu, 05 Mei 2013

Why God Gave Us Friends



God knew that everyone needs companionship and cheer.
He knew the people need someone whose thoughts are always near.
Someone to be true to us whether near or far apart.
Someone whose love always hold and treasure in our hearts.
He knew we need someone kind to lend a helping hand someone to gladly take the time to care and understand that’s .
God knew that we all need someone to share each happy day to be a source of courage when troubles come to our way …

Thanks God, you give me GRAT :)

Senin, 30 April 2012

“Selamat meneruskan mimpi kawan, Hasta La Vista!”


Sebelum matahari memperlihatkan wajahnya, kami telah terbangun dari lelapnya istirahat malam. Ya! Pagi itu kami harus bergegas pergi memperjuangkan mimpi-mimpi kami dalam sebuah acara “Tarakanitas”. Ada perasaan senang, bangga, ceria, karena setelah melalui perjuangan cukup berat kami dapat melepaskan putih-biru kami dan menggunakan putih-abu, terlebih kotak-kotak yang merupakan ciri khas dari salah satu acara bergengsi di Indonesia, yaitu “Tarakanitas”. Namun perasaan cemas, khawatir, takut, juga menghantui kami, karena kami harus memulai langkah baru dengan seluruh lingkup dan orang-orang baru, terlebih saat orang lain diluar sana mengatakan: Tarakanitas seniyouritas.
Awal menginjakkan kaki
Tiba dilokasi melihat gedung yang didominasi warna biru itu kami masih sangat terlihat lugu. Rambut yang harus dikuncir dan tidak boleh berponi, rok yang harus dibawah lutut, kemeja longgar yang seharusnya digunakan oleh pria, kaos kaki panjang, dan sepatu pantofel atau kets hitam/putih, serta keharusan menyapa seluruh pelatih dan tingkatan diatas kami. Namun kami tetap berusaha tegar dan bunyi tanda masuk itupun terdengar. Entah ini berkah atau musibah bagi kami, kami dipanggil satu persatu untuk memasuki ruang yang bertuliskan E1. Akhirnya babak baru dimulai disana bersama 33 orang wanita tangguh dan akan menjalani masa karantina selama 3 tahun!
                Tingkat Pertama
Dibimbing oleh Ibu Dewi yang sangat-sangat keibuan dengan celoteh ibu: “Semangat!!!” setiap Ia memasuki ruangan kami #terimakasihIbu. Diketuai Cynthia, wanita cantik, tubuh semampai, yang selalu takut apabila ada sedikit saja jerawat diwajahnya ataupun terlihat jelek difoto, dan didampingi oleh Monic yang membuat kami takut karena teriak-teriakan omelannya, kami ber-33 menjalani hari-hari berat  untuk menyesuaikan diri satu sama lain. Yang sangat terlihat berbeda adalah wanita setengah laki bernama Meydi dan wanita sedikit banyak bisa dibilang centil bernama Firsta yang selalu membuat kami diam tanpa kata karena setiap hari ada saja tingkatan diatas kami yang menjenguknya ke ruangan kami. Setengah tahun berjalan, pembimbing kami Ibu Dewi Dharatinggi #eh Dewi Dharawati tidak puas atas kepemimpinan Cynthia karena kami selalu mendapat kecaman dari seluruh pembimbing kami dan dikenal dengan ruang yang diam-diam plongo, akhirnya Chynthia digantikan oleh Priska gadis pencintai korea yang pintar subject matimati-an. Namun tidak ada perubahan yang signifikan, kami tetaplah diam bila para pelatih kami mengajarkan sesuatu. Mungkin Dewi Soniya inilah yang sangat diingat oleh pelatih kami. Satu-satunya diantara kami yang menangis bila dipaksa untuk maju. Atau Tessa yang selalu diam bila ditanya. Ya akhirnya babak eliminasi hampir tiba, dan kami sedikit cemas karena teman kami Edna sakit dan harus dioperasi yang mengakibatkan Ia jarang masuk karantina. Saat laporan eliminasi tiba, kami harus kehilangan teman-teman kami: Meydi, Firsta, Dewi, Tessa, dan Edna. Maaf teman, kami harus melanjutkan perjuangan kami ditingkat selanjutnya J
                Tingkat Kedua
Tingkat ini boleh dibilang tingkat yang kami rasakan paling lama. Pembimbing kami adalah Ibu Titin yang paling kami benci (benar-benar cinta) karena dibalik semuanya kami mengerti Ia ingin kami menjadi yang terbaik diantara yang lain #terimakasihIbu. Diketuai oleh Christina wanita yang pandai dan disenangi oleh pelatih-pelatih kami tak urung menjadikan kelas kami kompak dalam proses karantina. Cercaan, masalah, dan caci pelatih kami selalu terjadi. Disaat-saat seperti itulah hadir Stella dengan rayuan-rayuannya selalu membujuk para pembimbing kami untuk mengasihani kami, Maria yang sangat cemas bila ada pembimbing yang tidak mau mengajar kami, Prizzy yang tekun belajar meski pembimbing tidak masuk ruangan, Tiffany yang tak gentar berusaha untuk mendapatkan nilai baik, ataupun Asti yang selalu diam ada atupun tidak ada pembimbing. Banyaknya masalah dan julukan-julukan jelek yang kami terima, mungkin membuat Ibu Titin geram. Ia menunjuk begitu saja Gaby yang lumayan ditakuti diruangan E1 karena terkenal dengan kejutekannya untuk menggantikan posisi Christina. Gaby yang didampingi Lina, wanita yang selalu mengatakan: Bapak saya bertatto itu membawa E1 menjadi ruangan yang cukup berwarna karena masalah :D. Disaat-saat itulah mulai pendukung pergerakan kompak-E1 yaitu Netta yang tidak dapat hidup tanpa kacanya, Ningrum yang selalu mengekspresikan dirinya dengan teriakan atau nyanyian tidak jelas, Shelly yang rela rambut panjangnya dipotong untuk membawa nama “Tarakanitas”, Astrid yang sangat lebay jika mendengar brawijaya, Agra Ira yang selalu selaw dengan keadaannya maupun sekitarnya. Disaat muncul pendukung pergerakan kompak E1, adapula yang kadang pendukung kadang tidak (maklum labil), seperti Ratih yang sangat cocok bergabung dengan girlsband Cherybelek, Rossy yang sedikit lambat berfikir namun tetap pede, Neri yang diam-diam menghanyutkan, Shinta yang setiap pagi sibuk menggenggam handphonenya untuk menelpon, Ika yang dikenal manja dan galau namun menjadi pemandangan indah bila Ia sedang berjalan. Setelah melewati proses yang cukup lama, babak eliminasipun tiba. Dan kami harus kehilangan Debora wanita yang perjalanan hidupnya patut diacungi jempol dan Monic serta menjalalani masa-masa praktik selama 3 bulan ditempat yang berbeda-beda, yang membuat kami rindu akan suasana ruang E1 J
                Tingkat Ketiga
Pada tingkat akhir ini kami tersisa hanya 26 orang, namun entah mengapa ada 1 orang yang memasuki ruang kami tanpa ijin yaitu Vera tapi mungkin karena dia sangat cerewet ruangan kamipun terbawa olehnya sehingga tidak pernah lagi terdengar E1 diam-diam plongo. Dibimbing oleh seorang Bapak bernama Sugiyatno yang ganteng baik hati dan tidak sombong itu kami menjalani tingkat akhir dengan gembira walau banyak beban yang harus kami jalani. Khususnya untuk Gita si wanita berambut shampo dan Sylviana si wanita berpenampilan lelaki yang sama-sama sering terlambat memasuki ruangan E1, yang bisa sedikit demi sedikit menjalin komunikasi yang baik lagi. Dipimpin oleh Addel yang eksis plus pandai bermain alat music dan si pemunggut cukai yang bertobat menjadi pendeta bernama Yenny, kami dapat terlihat kompak satu sama lain dan saling membantu. Terutama Novi yang terkenal dengan rotinya yang tidak pernah lelah mengajarkan Tere si wanita kecil-kecil menyebalkan untuk berhasil dalam penentuan akhir nanti J
Akhir menginjakkan kaki
Tak terasa karantina di “Tarakanitas” akan segera berakhir. Segala suka duka, untung malang, berkah musibah kami dalam ruang E1 akan hanya menjadi kisah indah yang tak dapat terulang yang pasti selalu kami rindukan. Untungnya kami sudah menyimpan banyak kisah yang pasti dapat kami ceritakan saat kami bertemu diluar nanti, ataupun kisah yang dapat kami banggakan pada anak cucu kami kelak. Oya, kamipun sepakat untuk tidak mencari pemenang dalam acara ini, karena sesunggunya kisah kebersamaan kami inilah yang terpenting daripada penghargaan, piala, atau apapun, dan kami ber-27 adalah pemenangnya, terbaik diantara yang terbaik. Kami juga mengubah “Tarakanitas menjadi Tarakanita’s” karena sekarang kami merasa memiliki Tarakanita dan ajaran-ajarannya akan selalu kami ingat serta terapkan. Kisah perjuangan kami di Tarakanita harus berakhir dengan indah, namun mimpi kami tidak berenti sampai disini. Selamat meneruskan mimpi kawan! Bila kami tak dapat bertemu secara tatap wajah kelak, bawa saja kami selalu dalam doamu, karena sesugguhnya perjumpaan yang paling hangat adalah didalam doa.


Salam Hasta La Vista (blue jacket) J                                                                                             



Selasa, 29 November 2011

Pesan Buat Guru

Gw ngetik post ini di ruang TIK SMK Tarakanita, dengan perasaan gondok. Lebih tepatnya gondok yang tak terbendung. Dan gw ngenet disini karena gurunya yang nyuruh karena gw udah ngomel-ngomel ke dia. Gimana engga? Laporan PSG gw yang gw buat dengan susah payah, eh ternyata di printnya salah dooongggg sama guru geblek yang baru itu... Iya, namanya Sidha. Okey, gw gamau cerita panjang kali lebar tenteng guru itu. Yang pasti gw cuma mau kasih pesen ke dia, belajar dulu yang bener kalo mau jadi guru. Jangan ikut-ikutan bego kaya muridnya. Tapi perlu digaris bawahi gw bukan murid yang bego ya :D

Sekian aja ah, entar gurunya liat lagi. Tapi makasih loh Pak, mungkin cuma gw yang pernah nulis blog yang isinya kaya gini di ruang TIK. Hihi :))

Senin, 28 November 2011

I Never Expected It to Happen to You!

"Sang waktu yang mempertemukan, Sang waktu yang memisahkan, dan biarlah Sang waktu yang menjawabnya!"
Yap! Hari ini gw jadi teringat kembali salah satu status Facebook diatas yang pernah gw buat dalam beberapa waktu yang lalu (mungkin hampir setahun yang lalu). Gw inget banget, kata-kata ini terinspirasi dari pemikiran gw yang saat itu sedang kacau bisa juga dikatakan balau dan galau *tapi sepertinya itu semua lebay :D.
Dan hari ini ijinkanlah gw untuk mencoba sedikit memutar otak dan memori atas keadaan gw saat itu. Tapi ini semua berlandaskan hanya ingin mengingat dan mensharekan, bukan membahas hal yang lalu ataupun ingin menjudge seseorang *permisi-permisi ya buat yang mungkin akan tersinggung dan hal-hal yang tidak diinginkan lainnya.


Hari itu setelah berminggu-minggu gw memendam kekesalan akibat ketidakjujuran beberapa teman gw, walau ini mereka akui adalah untuk kebaikan gw, ya gw sangat berterimakasih. Namun hal ini sangat sulit gw terima. Mengapa? Ya lo bayangin aja, lo udah ngasih kepercayaan banget sama orang yang lo bisa hampir lo pastikan, dia tidak akan mengingkari kepercayaan yang lo berikan dan tiba-tiba lo tau orang itu malah menjadikan kepercayaan lo itu sebagai bukti kesalahan yang lo lakukan. That's amazing right?
Semua orang yang diperlakukan seperti itu (tidak terkecuali mereka) mungkin akan merasakan hal yang sama seperti yang gw lakukan waktu itu, gw menjauh dari mereka, marah, tidak ingin mengkontak mereka, dan lain-lain. Itu semua gw lakuin sampe sebulan, dua bulan, tiga bulan, dan bahkan lebih. Yang gw tau saat itu adalah gw cuma kecewa, kecewa, dan kecewa. Sampai suatu hari gw mendapatkan kata-kata yang seperti di atas!


Sejak gw menuliskan kalimat tersebut dalam status gw, entah mengapa gw merasa agak lebih lega dibandingkan gw menulis status-status yang menjudge mereka untuk melawan status-status yang mereka buat. Gw mulai mencoba membangun hubungan yang baik lagi dengan mereka, ya walaupun gw harus mengalah, karena dari status-status mereka gw melihat ada suatu kebenaran yang sangat bahkan suatu kebanggaan telah membuka ya lebih tepatnya menceritakan apa yang mereka ketahui tentang gw ke orang lain (menurut pendapat mereka). Dalam pemikiran gw saat itu, ya emang sih perbuatan gw yang salah. Dan mereka berlindung pada satu pohon atau beberapa pohon yang mempunyai kekuatan yang besar. Sementara gw? Mungkin gw cuma berlindung pada sebuah ranting dan rantingpun itu sebentar lagi akan patah karena kekuatan pohon yang melindungi mereka. Saat itu gw cuma berpikiran, udah-udah lupain semua kejelekan tentang mereka dan ambil positifnya mereka! Karena sebagaimanapun mereka, mereka tetap temen gw kan? Dan akhirnya gw mempercayakan semua kepada waktu untuk membuktikan, bahwa kekuatan pohon yang besar itu tidak selamanya akan melindungi mereka.


Hari demi hari ya semua itu akhirnya sirna dalam pikiran gw. Gw telah menganggap mereka kembali seperti sahabat-sahabat gw seperti yang dulu. Walau ga bisa boong, terkadang gw masih takut bila mereka mencoba meminjam handphone gw dan melihat-melihatnya. Emang ada apa geb di hape lo? Bokep? Foto mesum? GA! Bukan karena itu, tapi gw takut apa yang mereka baca dan mereka anggap tabu akan mereka ceritakan kepada orang lain tanpa bertanya ke gw, emang sebenernya maksudnya lo kaya gini apa geb? #HmSudahlah. Now, Youre my family, friends :)


Dan akhirnya sampailah pada hari dimana gw menulis blog ini. Tadi pas gw lagi buka-buka recent updates, gw ngeliat salah satu Personal Message temen gw bersangkutan dengan yang sepertinya gw tau siapa. Bukannya kepo atau apalah, ya sebagai temen gw nanya dong ke dia maksud PMnya apa. Dannnnnn dengdengdengdeng........Yap! PMnya untuk pohon yang dulu menjadi tempat berlindungnya! Intinya temen gw itu sekarang sudah ment**2iin pohon ituuuuuu.... karena berbagai sebab yang gw pun sebenarnya enggan untuk mengetahuinya lebih lanjut. Bukannya ga peduli sama temen yang lagi punya masalah, tapi gw gamau rasa benci gw ke pohon itu berlanjut dan berkoar-koar seperti dulu. Biarlah rasa benci ini cukup ada buat gw dan ga seharusnya orang lain tau dan ikut membenci pohon itu. Karena kata orang pohon itu harus kita lindungi, kita jaga, dan pohon itu sudah jarang loh saat ini, maka gada salahnya kalo kita tetap dukung pohon itu walau seburuk apapun mereka. *sebenernya ga rela nulis kalimat ini haha


Ya sekarang sebagai temen gw juga bingung mau gimana? Harus buat apa?
Sumpah dalam hati yang paling dalem sebenernya gw udah nulis tweet beberapa kali dulu, "Semoga cuma gw yang kena ini semua" Tapi kalo sekarang lo ngalamin juga apa yang gw rasain dulu, gw cuma bisa bilang: 
"SANG WAKTU YANG AKAN MENJAWABNYA"
Iya sama seperti dulu saat gw pengen bangetbangetbanget lo tau, Pohon yang ngelindungin lo ga selamanya akan melindungi lo, dan sekarang seiring berjalannya waktu, Sang waktu itu membuktikan Pohon yang ngelindungin lo itu dulu, sekarang malah ngejatohin lo.
That's all 'karma'? No. I never expected it to happen to you!

Jumat, 25 November 2011

Hello!

Ini pertama kalinya gw ngepost disini, meski blog ini udah dibuat sejak 4 tahun lalu.... Ya udah dibuat sejak November 2007 loh! Gw juga kaget sih pas mau buat blog, ternyata gw udah ke daftar. Gw mencoba untuk memutar otak gw, ya ternyata pas jaman smp, gw pernah minta buatin blog sama Ka Shaa (Kakak yang baik hati yang pernah gw temui di dunia maya :D). 

Karena ini post pertama kali, gaada salahnya kan gw perkenalin diri gw dulu?
Hm... Nama lengkap gw Gabriela Patricia Andrea Sendow. Gw biasa dipanggil:
  1. Dea. Yaaaa sejak kecil sama keluarga dan sodara-sodara gw memanggil gw Dea.  Kenapa Dea? Ini yang selalu dipertanyakan oleh temen-temen gw. Dea itu lohhhhh dari AnDrEA. Yaowoh otaknya pada buntu kali ya, keluarga gw doang yang bisa mencermatinya haha. 
  2. Gabriela. Karena sejak TK, SD, SMP, gw punya temen yang bernama Tassa Dea Tami yang nama panggilannya Dea juga. Sejak TK guru TK gw kebingungan karena kesamaan nama ini. Jadi pas SD, supaya engga ketuker-tuker nilainya, akhirnya nyokap gw berunding dengan nyokapnya Dea (alm) *ejieeeh.. Kata nyokapnya Dea (alm) gw masih punya banyak nama panggilan lain dibanding si Dea. Jadi nyokap gw terpaksa ngeIyain aja. Jadilah gw dipanggil Gabriela. Atau ada juga guru SD gw yang manggil Gabriel.
  3. Gaby. Hm, berhubung ketidaksukaan gw sendiri dengan nama Gabriela yang kayanya tuh beriman banget dan terlalu panjang.... Jadi pas masuk SMP, kan ditanya-tanya tuh nama panggilannya. Yaudah deh gw bilang aja Gaby. Meski banyak temen-temen SD gw yang protes, kebagusan namanya, ya guru SMP gw terima-terima aja. Secara dia kan belom kenal gw. Haha. Sejak SMP itulah gw dipanggil Gaby sampe sekarang 
  4. Nama-nama panggilan lain yang gw sendiri agak kurang setuju. Contohnya, #jamansd #jamansmp gw dipanggil Nenek. Ya entah kenapa dan siapa yang memunculkan nama panggilan itu, gw ga pernah setuju. Secara umur gw masih 10-14th (saat itu) atas dasar apa coba, mereka manggil nenek? Apa perlu gw kasih liat Akta Kelahiran gw yang disitu tertera gw lahir tahun 1994 *fiuh. Contoh lainnya, gw juga dipanggil odong. Sebutan ini berawal sejak 3th lalu gw mempuyai kenalan, teman, sekaligus kakak yg menyebalkan bernama F**i. Dia ini yang suka memanggil gw odong. Gw sangat sangat tidak setuju dengan panggilan ini. Secaraaa odong itu bukannya yang kita naikin cuma bayar 1000 ya? Berarti segitukah harga diri gw? Jelas gw ga terima. Tapi mau diapakan lagi, sebutan odong ini sudah tersebar. Hiks. Dan yang saat-saat ini gw dengar adalah panggilan Sule. Entah apa yang ada diotak mereka, tapi gw berharap dompet gw dan nasib gw bisa kaya sule. Ini panggilan muncul di kalangan warga SMK Tarakanita.
Itulah nama-nama panggilan gw. Gw mohon udah ya, jangan ada lagi. Kalo ada lagi, bisa-bisa gw ngalahin para teroris yang punya nama Gabriela alias Gaby alias Dea alias blablabla. Ga lucu kan?

Setelah nama, yang harus gw ceritain lagi disini adalah asal muasal gw. Yap, gw lahir tanggal 12 Februari 1994 dari seorang wanita yang super baik hati, tidak sombong, rajin menabung, dll bernama Hera Sendow di kota Jakarta. Jangan tanya gw lahir dimana, sama dokter siapa, karena gw lahir di kamar rumah gw dan cuma ditolongin sama Uti (tetangga gw yang katanya seorang bidan yang nganggap gw cucunya karena emang gw dari kecil diurus dia sampe sekarang, bahkan pas dia udah punya banyak cucu, dan kalo gw ulang tahun, bahkan kalo dia terima pensiun, gw pasti dikasih uang :D)

Sejak kecil gw hidup di lingkungan keluarga Sendow-Wantah. Berkat kasih sayang merekalah, Mama, Mami, Papi, Ombe, Omdo, Enji, Enci, gw ada seperti ini dan sampai saat ini. Dan pastinya karena berkat begitu besar cinta kasih Yesus Kristus.

Dari lingkungan keluarga, pada umur 3th gw disekolahin di TK Boncel. Beranjak ke SD Desa Putera, SMP Desa Putera, dan akhirnya sekarang duduk di kelas XII SMK Tarakanita jurusan Administasi Perkantoran.

Kiranya segitu dulu perkenalan gw, lebih lanjut mengenai gw, akan gw paparkan di post-post gw selanjutnya.

Cheers,
GABY